Oleh: Asmar Hi Daud


Wacana pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Gugus Pulau Makayoa semakin hangat diperbincangkan. Sebagai warga yang berasal dari kawasan ini, saya menyambut gagasan ini dengan antusias. Terlebih, diskusi seputar apakah Kasiruta patut dimasukkan dalam wilayah DOB Makayoa mulai menjadi bahan perdebatan. Bagi saya, jawabannya tegas: ya, Kasiruta layak dan sepatutnya menjadi bagian dari Makayoa.

Dalam sejarah panjang kehidupan kepulauan di Halmahera Selatan, nama “MAKAYOA” adalah representasi dari tiga entitas utama: Makian, Kayoa, dan Kasiruta. Tiga gugus pulau ini bukan hanya berdampingan secara geografis, tetapi juga saling terhubung secara sosial, ekonomi, dan budaya. Hubungan ini bukan sesuatu yang baru dibentuk, tetapi sudah terjalin sejak berabad-abad silam, sebagaimana diungkap oleh Dr. Syahril Muhammad dalam risalah sejarahnya tentang diaspora masyarakat Makean ke wilayah Kasiruta.

Naskah Dr. Syahril menyuguhkan fakta sejarah bahwa perpindahan penduduk dari Makian ke Kasiruta bukan sekadar transmigrasi biasa. Itu adalah perpindahan yang diiringi oleh transfer nilai, identitas, dan relasi kekeluargaan, sehingga saat ini pun tidak sulit menemukan warga Kasiruta yang mengaku punya “famili” atau “sodara tua” di Makian atau Kayoa. Dalam ritual keagamaan, perkawinan, hingga kerja sama ekonomi—semua menunjukkan akar budaya yang saling terhubung.

Namun, sejarah saja tak cukup. Kita juga mesti bertanya, apakah masyarakat Kasiruta hari ini menginginkan perubahan? Jawabannya mulai terlihat dalam berbagai forum silaturahmi, diskusi warga, hingga suara-suara yang tumbuh dari generasi muda Kasiruta. Ada kerinduan untuk menjadi lebih dekat dan tidak lagi merasa tertinggal dibandingkan wilayah-wilayah pesisir Bacan. Ada harapan bahwa dengan bergabung dalam DOB Makayoa, pembangunan lebih merata dan aspirasi lebih didengar.

Tentu, kita harus menghindari jebakan pemekaran hanya demi “politik” dan kekuasaan. Namun, lebih dari itu DOB Makayoa adalah peta jalan untuk keadilan wilayah kepulauan, agar pulau-pulau kecil yang selama ini hanya jadi angka statistik dalam perencanaan pembangunan saatnya memiliki suara politik, kebijakan dan anggaran sendiri.

Sebagai warga yang hidup dalam denyut sejarah dan mimpi masa depan Makayoa, saya memandang kehadiran Kasiruta dalam DOB ini bukan opsi, tetapi kebutuhan. Karena Makayoa tanpa Kasiruta, adalah seperti tubuh yang kehilangan satu sisinya.

Mari kita rawat sejarah, dengarkan aspirasi, dan buka jalan bagi masa depan bersama. Karena sejatinya, Makayoa adalah rumah bersama, dan Kasiruta adalah salah satu fondasinya.

Oleh : Kiebesi.com
Editor