Kiebesi.com – Fikram Ruslan merupakan siswa kelas 7 SMP Negeri 28 Halmahera Selatan (Halsel) berhasil meraih juara 1 tingkat nasional dalam lomba mendongeng berbahasa daerah festival Tunas Bahasa Ibu Nasional tahun 2025.
Prestasi gemilang ini tentunya menjadi kebanggaan tidak hanya bagi keluarganya tapi juga seluruh masyarakat Halmahera Selatan.
Anak dari pasangan Ruslan Ali dan Cin Hi. Saleh berasal dari Desa Gitang, Kecamatan Pulau Makian.
Fikram tampil memukau dan penuh percaya diri. Ia membawakan dongeng berbahasa Makian dengan gaya yang lucu dan menghibur, sehingga mampu mencuri perhatian dewan juri dan menjadi sorotan para pejabat, termasuk Menteri Pendidikan RI.
Bahasa Makian sendiri adalah salah satu bahasa daerah yang digunakan oleh komunitas Makian di Kabupaten Halmahera Selatan.
Melalui lomba ini, tidak hanya kemampuan berbicara Fikram yang teruji dan juga rasa cinta serta kepedulian terhadap bahasa daerahnya.
Kompetisi ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, di bawah naungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Festival ini bertujuan untuk melestarikan bahasa ibu agar tidak punah di tengah arus modernisasi yang semakin mengglobal.
Selain prestasi Fikram, apresiasi juga diberikan kepada Kepala Sekolah SMPN 28 Halsel, Suhaimi Saleh.
Suhaimi juga menerima penghargaan sebagai pengajar terbaik. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya dalam membimbing siswa hingga mampu berprestasi di tingkat nasional.
“Kami bangga bisa membawa nama baik Halmahera Selatan. Ini bukti bahwa anak-anak kita masih punya semangat untuk melestarikan bahasa daerah dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,”kata Suhaimi, Jumat (30/5/2025).
Suhaimi berharap prestasi ini bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk terus mengembangkan pendidikan berbasis budaya lokal.
“Jangan biarkan bahasa dan tradisi kita hilang dan punah begitu saja. Ayo generasi muda dan semua pelajar di Halmahera Selatan terus memahami bahasa daerah sebagai pembentukan karakter kita,” imbuhnya.
Dengan prestasi yang diraih oleh Fikram maupun Suhaimi, diharapkan lebih banyak generasi muda dan para guru yang tergerak untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya serta bahasa daerah, demi masa depan yang lebih berakar dan bermakna.
Tinggalkan Balasan